Beranda | Artikel
Menambah Shalat Malam, Setelah Witir Taraweh
Senin, 30 Juli 2012

Ingin Menambah Shalat Tahajud

Pertanyaan:

Assalaamua’alaikum

Saya mau tanya, apa boleh setelah mengerjakan shalat witir, terus mengerjakan shalat malam lagi? Karena ada yang bilang bahwa shalat witir itu penutup shalat malam.

Jadi misalnya saya jam 7 shalat taraweh lalu dibarengi witir, terus malamnya sebelum sahur saya shalat malam lagi seperti tahajjud atau hajat. Begitu Ustadz.

Terima kasih,

Dari: Vian

Jawaban:

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ وِتْرًا

Jadikanlah shalat terakhir kalian shalat witir.” (HR. Bukhari 472).

Teks hadis menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk menjadikan shalat witir di penghujung shalat kita.

Akan tetapi disebutkan dalam banyak hadis, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan dan bahkan melakukan shalat setelah witir.

Pertama, hadis dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau menceritakan:

كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat 13 rakaat, (dengan cara): Beliau shalat 8 rakaat kemudian witir, kemudian shalat 2 rakaat (baca Al Fatihah dan surat) sambil duduk, sehingga apabila beliau hendak rukuk, beliau berdiri, lalu rukuk. Kemudian beliau shalat 2 rakaat antara adzan dan iqamah shalat subuh.” (HR. Muslim 126, Nasa’i dalam Al-Kubro 450, Abu Daud 1350).

Kedua, juga dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan:

إن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان يوتر بتسع ركعات ثم يصلي ركعتين وهو جالس فلما ضعف أوتر بسبع ركعات ثم صلى ركعتين وهو جالس

“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir 9 rakaat, kemudian beliau shalat 2 rakaat sambil duduk. Ketika beliau sudah tua, beliau witir 7 rakaat, kemudian shalat 2 rakaat sambil duduk.” (HR. Nasa’i 1722 dan dishahihkan Al-Albani)

Ketiga, dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِتِسْعٍ حَتَّى إِذَا بَدَّنَ وَكَثُرَ لَحْمُهُ أَوْتَرَ بِسَبْعٍ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَقَرَأَ بِ (إِذَا زُلْزِلَتِ) وَ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ )

“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam witir dengan 9 rakaat. Ketika beliau mmulai gemuk, beliau witir 7 rakaat, kemudian shalat 2 rakaat sambil duduk, dan beliau membaca surat Az-Zalzalah dan surat Al-Kafirun.” (HR. Ahmad dan sanadnya hasan).

Keempat, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau menceritakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُصَلِّى بَعْدَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat setelah witir dalam posisi duduk. (Ad-Daruquthni dalam sunannya no. 19).

Kelima, praktek sahabat Thalq bin Ali radhiallahu ‘anhu

Dari Qois bin Thalq, beliau berkata:

زارنا أبي طلق بن عليّ في يوم من رمضان ، فأمسى بنا وقام بنا تلك الليلة وأوتر بنا ، ثم انحدر إلى مسجد فصلى بأصحابه حتى بقي الوتر ، ثم قدَّم رجلا فقال له : أوتر بهم ، فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : لا وِتران في ليلة

“Bapakku pernah mengunjungiku di bulan Ramadhan. Di awal malam beliau mengimami kami dan shalat witir bersama kami. Kemudian beliau menuju masjid dan shalat mengimami jamaah di amsjid, sampai tinggal shalat witir. Lalu beliau mendatangi seseorang dan berkata: “Imami mereka shalat witir. Karena saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tidak ada dua witir dalam semalam’.” (HR. Ahmad 16296, Abu Daud 1439, dan Nasai 1679).

Dan masih banyak riwayat lainnya yang menunjukkan dibolehkan shalat setelah mengerjakan witir.

Mengingat  beberapa hadis di atas, ulama berselisih pendapat tentang hukum shalat setelah shalat witir.

Imam At-Turmudzi mengatakan:

: واختَلَف أهل العلم في الذي يوتر من أول الليل ثم يقوم من آخره ؛ فرأى بعض أهل العلم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم ومن بعدهم نقض الوتر ، وقالوا : يُضيف إليها ركعة ، ويُصلِّي ما بدا له ، ثم يوتر في آخر صلاته ، لأنه لا وتران في ليلة ، وهو الذي ذهب إليه إسحاق .

وقال بعض أهل العلم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم وغيرهم : إذا أوتر من أول الليل ثم نام ثم قام من آخر الليل فإنه يُصلي ما بدا له ولا ينقض وتره ، ويَدع وِتره على ما كان ، وهو قول سفيان الثوري ومالك بن أنس وابن المبارك والشافعي وأهل الكوفة وأحمد ، وهذا أصحّ ، لأنه قد روي من غير وجه أن النبي صلى الله عليه وسلم قد صلى بعد الوتر

Ulama berbeda pendapat tentang orang yang shalat witir di awal malam kemudian dia ingin tahajud di akhir malam.

Sebagian sahabat dan ulama setelahnya berpendapat bahwa orang ini harus membatalkan witirnya. Caranya adalah dia shalat satu rakaat (menggenapkan witirnya di awal malam), lalu dia bisa shalat sunah yang dia inginkan, kemudian witir di akhir tahajudnya. Karena tidak boleh ada dua witir dalam semalam. Ini adalah pendapat Ishaq bin Rahuyah.

Sebagian sahabat lain dan ulama lainnya berpendapat, apabila orang melakukan witir di awal malam, kemudian tidur, kemudian bangun di akhir malam maka dia boleh melakukan shalat tahajud semampunya, dan tidak perlu membatalkan witirnya, dia biarkan witirnya apa adanya (tidak digenapkan). Ini adalah pendapat Sufyan Ats-Tsauri, Malik bin Anas, Ibnul Mubarak, As-Syafii, ulama Kufah, dan Ahmad. Dan inilah yang paling benar, karena telah diriwayatkan dari banyak jalur bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat setelah witir. (Sunan At-Turmudzi 2/333, keterangan hadis no. 470).

Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya memerintahkan, “Jadikanlah shalat terakhir kalian shalat witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah bersabda: “Jangan shalat setelah witir.” Dan dua kalimat ini jelas berbeda. Oleh karena itu, jika ada orang yang shalat di awal malam, kemudian dia dimudahkan untuk shalat tahajud di akhir malam maka tidak masalah dia melakukan shalat lagi. (Julasat Ramadhaniyyah ‘Am 1410 H, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin)

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

🔍 Cara Menghindari Dajjal, Adakah Puasa 1 Muharram, Innalillahiwainnailaihirojiun Allahummaghfirlahu Untuk Perempuan, Batas Waktu Sholat Ied, Waktu Sholat Id, Menggabung Shalat Maghrib Dan Isya

 

Flashdisk Video Cara Shalat dan Bacaan Shalat

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/12781-menambah-shalat-malam-setelah-witir-taraweh.html